Thursday, July 31, 2008

8 Macam kado Terindah dan Tak Ternilai

8 macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi yang tidak perlu anda beli .....

01. KEHADIRAN. Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya. Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagian.

02. MENDENGAR. Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang Lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar denganbaik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

03. DIAM. Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai Untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.

04. KEBEBASAN. Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, ” Kau bebas berbuat semaumu.” Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

05. KEINDAHAN. Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari ! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

06. TANGGAPAN POSITIF. Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat,berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan.

07. KESEDIAAN MENGALAH. Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai Menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado ” kesediaan mengalah” Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini.

08. SENYUMAN. Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi ?

Membeli kebahagiaan dengan “segepok uang”, cukupkah ????

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.

Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

“Kok, belum tidur ?” sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, “Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?”

“Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?”

“Ah, enggak. Pengen tahu aja” ucap Sarah singkat.

“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?”

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.

Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. “Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong” katanya.

“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur” perintah Andrew.

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, “Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?”

“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah”.

“Tapi Papa…”

Kesabaran Andrew pun habis. “Papa bilang tidur !” hardiknya mengejutkan Sarah.

Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur.

Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, “Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih” jawab Andrew

“Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini”.

“lya, iya, tapi buat apa ?” tanya Andrew lembut.

“Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa” kata Sarah polos

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru sambil meneteskan air mata . Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya.

“Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya”

Untuk yang sudah baca, Sekedar untuk mengingatkan kembali……..

Wednesday, July 30, 2008

Akhir nya gw me"racun"i ...

Rabu, 30 Juli 2008 @ Tomodachi Cafe

Hahhaha ... setelah gw di"racun" oleh afu untuk buat blog pribadi ...

Skr giliran gw yg me"racun" temen gw buat bikin blog

hahahhaha ....

Buat temen" yg mu ber"kunjung" blog tmn gw bisa langsung ke
http://www.willywang81.blogspot.com/

Have fun Wei .... :)

::::: SuN :::::

Sunday, July 27, 2008

Sang Manager

Seorang manajer berusia separuh baya, sedang pusing memikirkan hutang-hutang yang harus dilunasinya.

Ia memutuskan untuk menghubungi seorang ahli keuangan.
Dia membuat janji pertemuan dengan seorang perencana keuangan.

Pada hari pertemuan, sang manajer memasuki ruang tunggu kantor perencana keuangan. Anehnya, tidak satu pun resepsionis menyambutnya.

Di hadapannya ada dua pintu. Pintu pertama bertuliskan 'bekerja untuk orang lain' dan pintu kedua bertuliskan 'bekerja independen'.

Ia memasuki pintu 'bekerja untuk orang lain', dan sekali lagi dihadapkan pada dua pintu lagi. Pintu pertama bertuliskan 'penghasilan kurang dariRp. 10Jt' dan pintu kedua bertuliskan 'penghasilan lebih dari Rp. 10Jt.'

Ia pun memasuki pintu bertuliskan 'penghasilan kurang dari Rp. 10Jt'.
Ia kembali berhadapan dengan dua pintu.

Pintu pertama bertuliskan 'menabung kurang dari Rp.36Jt per tahun' dan pintu kedua bertuliskan 'menabung lebih dari Rp.36Jt per tahun.'

Ia kembali memasuki pintu pertama.
Dan ... ia malah berada di luar kantor tsb!!

Manajer tersebut tidak bisa keluar dari masalahnya karena tidak pernah mau mencoba memasuki pintu yang lain.

Sama seperti manajer tersebut, selama kita hanya mau memasuki pintu yang sama dengan yang selama ini kita masuki, maka kita akan selalu berada pada titik dari mana kita memulai sebelumnya.

Jika kita memang menghendaki hasil berbeda, satu-satunya cara adalah bertekad untuk mencoba memasuki pintu yang berbeda.

Friday, July 11, 2008

To " Give" or to " Get"

Seorang pebisnis muda datang mengadukan masalahnya kepada sahabat saya yang berprofesi sebagai konsultan spiritual bisnis.

Pebisnis itu membuka masalahannya dengan mengatakan,
"Pak saya memiliki adik yang sangat durhaka. Ketika kuliah saya yang membiayai. Ketika dia menikah saya yang menikahkan dan menanggung semua biayanya. Sekarang berbekal satu kwitansi atas namanya, dia akan menggugat saya ke pengadilan. Dalam gugatannya ia mengatakan rumah yang saya tempati adalah milik adik saya."

Pebisnis muda itu diam sejenak sambil menarik napas panjang.

Kemudian dia meneruskan ceritanya,
"Padahal rumah itu saya beli dengan tetesan keringat saya. Saya nggak habis pikir, mengapa dia tega melakukan ini. Saya minta petunjuk dari Bapak bagaimana menundukkan adik saya.
Saya ingin agar adik saya sadar dan tidak usah membawa permasalahan itu ke pengadilan. Saya malu dengan banyak orang."

Kemudian konsultan bertanya,
"Dari mana uang yang kamu gunakan untuk membangun rumahmu?"

Orang itu menjawab, "Dari hasil jerih payah usaha saya. Saya pernah punya usaha pom bensin tapi sekarang sudah bangkrut."

Terus darimana modal usaha pom bensinmu? desak sang konsultan. Dia terdiam.

Setelah menarik nafas panjang, dia berkata ,
"Modal usaha pom bensin saya peroleh dari hasil penjualan tanah milik ibu saya. Saya jual tanah itu tanpa izin ibu saya. Ibu saya kecewa, tak lama setelah kejadian itu ibu saya dipanggil Yang Maha Kuasa."

"Itulah sebab musabab problem anda. Memulai usaha dengan uang yang tidak bersih bahkan dengan cara menyakiti ibu kandung anda. Ironisnya, anda belum sempat meminta maaf kepada ibu anda dan dia sudah meninggal dunia," jawab sang konsultan.

"Terus bagaimana saya selanjutnya? " kata orang itu.

Konsultan energik itu menjawab,
"Ikhlaskan rumah itu buat adik anda. Kehidupan anda tidak akan berkah dengan rumah yang merupakan buah dari menyakiti ibu anda."

Butiran jernih mengalir di pipi orang itu. Dengan nada tersengal dia berkata, "Lalu dimana keluarga saya harus berteduh?

Sang konsultan menjawab, "Allah , Tuhan Penguasa Alam Maha Kaya, pasti ada jalan yang akan Dia berikan."

Sesampainya di rumah sang kakak memanggil adiknya,
"Adikku daripada kita bertengkar di pengadilan dan hubungan persaudaraan kita rusak hanya karena rumah ini, aku serahkan rumah ini untukmu. Aku ikhlas. Rumah ini sebenarnya milik ibu, bukan milik saya. Mulai hari ini, rumah ibu ini aku serahkan sepenuhnya untukmu."

Sang adik berdiri dan kemudian memeluk sang kakak sambil berkata,
"Kakakku, rumah ini adalah rumahmu maka ambilah. Saya tidak akan meneruskan di pengadilan. Tinggalah dengan damai di rumah ini bersama istri dan anak-anak kakak. Saya bangga menjadi adikmu. Saya tak ingin kehilangan engkau kakakku..."

Keduanya berpelukan dengan linangan air mata di masing-masing pipinya.

Kisah nyata di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa ketika kita berpikir apa yang akan saya dapatkan (to GET) maka yang kita peroleh adalah kegelisahan dan permusuhan.

Sebaliknya ketika kita berpikir apa yang bisa saya berikan (to GIVE ) maka yang kita peroleh kedamaian, rasa hormat, rasa cinta dan persaudaraan.

Tatkala kita berpikir to GET pada hakekatnya kita masih TERJAJAH.
Terjajah oleh harta, terjajah oleh jabatan, terjajah oleh kepentingan dan terjajah oleh gengsi.

Orang-orang yang merdeka adalah orang yang di dalam dirinya tertanam kuat sikap to GIVE
Bila ia memiliki harta, ilmu dan karunia lainnya ia selalu berpikir kepada siapa lagi saya harus berbagi... berbagi...dan berbagi.

Negeri ini akan terus tumbuh, berkembang, maju dengan diselimuti kedamaian, rasa cinta, persaudaraan, dan kemulian bila sebagian besar diantara kita mengembangkan sikap to GIVE ketimbang to GET

Kita semua harus selalu berpikir, apa yang sudah saya berikan buat anak, mitra kerja, perusahaan, pasangan hidup, saudara, orang tua, bangsa dan Sang Maha Pencipta? Pertanyaan itu harus selalu tertanam kuat dalam setiap aktivitas kita sehari-hari.

Jangan kedepankan to GET dalam sikap keseharian kita.

Pada saat sebagian besar orang memiliki sikap to GIVE kita sudah boleh mengatakan bahwa kita memang sudah MERDEKA.

In Memorial of Ce2L ... part 2




In Memorial of Ce2L ... part 1



Wednesday, July 9, 2008

Dalam Kelemahan, kita menemukan kekuatan

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Tempayan yang utuh selalu dapat membawa air penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugas dengan sempurna. Di pihak lain, si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaanya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya ia dapat berikan.

Setiap Orang Memiliki kekurangan.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak berkata kepada si tukang air,

"Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya" .

"Mengapa?" tanya si tukang air,
"Mengapa kamu merasa malu?"

"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa. Adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuat mu rugi."

Si tukang air merasa kasihan kepada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia menjawab,

"Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Tuhan sanggup memakai kelemahan kita untuk maksud yang indah. Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali merasa sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor dan kembali tempayan retak itu meminta maaf kepada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu,

"Apakah kamu tidak memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu? tapi tidak ada bunga disepanjang jalan di sisi tempayan lain yang tidak retak itu? Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini, aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk dapat menghias meja majikan kita. Tanpa adanya kamu , majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap orang memiliki cacat dan kelemahan sendiri. Kita semua adalah tempayan retak, namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk maksud tertentu. Dimata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma, Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.

Ketahuilah dalam kelemahan kita,
kita menemukan kekuatan kita.

Friday, July 4, 2008

Ganti No Flexi ..

Kamis, 3 Juli 2008

Mulai hari ini no flexi yg dulu 022 - 70.76.11.39 telah pindah tangan .. Sekarang gw mulai pake no flexi yg baru 022 - 700.90.988 ...

Untuk no GSM masih sama .. ga ada perubahan

thx u

::::: Sunjaya :::::
0812.14.98.168
022 - 700.90.988