Thursday, February 25, 2010

Bola Golf, Batu Koral, Pasir & Kopi

Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat ...
Tanpa mengucapkan sepatah kata,
dia mengambil toples kosong mayones yang besar
dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.

Lalu dia bertanya pada muridnya,
apakah toples itu sudah penuh.

Mereka setuju.

Kemudian dia mengambil sekotak batu koral
dan menuangkannya ke dalam toples.
Dia mengguncang dengan ringan.
Batu-batu koral masuk,
mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.

Dia kembali bertanya,
apakah toples itu sudah penuh. Mereka mengangguk.

Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir
dan menebarkan ke dalam toples ...
Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya.
Toples terlihat sdh penuh.

Profesor kemudian menuangkan dua cangkir kopi ke dalam toples,
dan kopi tsb mengisi ruangan kosong di antara pasir.
Para murid tertawa ....

"Pahami, bahwa toples ini mewakili kehidupanmu. "
Bola-bola golf adalah hal-hal yg penting spt Tuhan,
keluarga, anak-anak, kesehatan, dan para sahabat.

Jika semua hilang dan tanpa mereka,
maka hidupmu masih tetap penuh.
Batu-batu koral adalah pekerjaan, rumah dan mobil.
Sedangkan pasir adalah hal-hal lainnya yang sepele.

Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples,
maka tidak akan tersisa ruangan
untuk batu-batu koral ataupun bola-bola golf..

Kalian akan menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele.
Jadi ...Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis.

Bermainlah dengan anak-anakmu.
Luangkan waktu untuk check up kesehatan.
Berikan perhatian terlebih dahulu pada 'BOLA BOLA GOLF'.
Salah satu murid bertanya, "Kopi mewakili apa?"

Profesor: "Itu untuk menunjukkan bahwa
sekalipun hidupmu tampak begitu penuh,
masih tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat.


Thursday, February 4, 2010

Kesempurnaan itu hampa adanya .....

Suatu hari, Plato bertanya kepada gurunya (Socrates),
’Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?’

Gurunya menjawab,
‘Ada ladang gandum yang luas di depan sana.
Berjalanlah, tetapi jangan mundur kembali,
kemudian ambillah satu buah ranting.
Jika kamu menemukan ranting
ang kamu anggap paling menakjubkan,
artinya kamu telah menemukan cinta.’

Plato kemudian berjalan,
tidak berapa lama kemudian ia kembali
dengan tangan kosong tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya,
‘Mengapa kamu tidak membawa satu ranting pun?’

Plato menjawab,
‘Aku hanya boleh membawa satu saja
dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik).
Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan,
tapi aku tidak tahu
apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana,
jadi ranting tersebut tidak kuambil.
Setelah aku melanjutkan perjalanan,
baru aku sadar bahwa ranting-ranting yang kutemukan
kemudian tidak sebagus ranting yang tadi,
jadi akhirnya tak sebatang ranting pun yang kuambil.’

Guru menjawab,
‘Itulah yang dimaksud dengan cinta.
Cinta itu semakin dicari, semakin tidak ditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati,
ketika kita dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan berlebihan akan cinta,
maka yang didapat adalah kehampaan.’

Tak ada satupun yang didapat
serta tidak dapat dimundurkan kembali.
Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terima cinta apa adanya.
Ketika kau mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada,
maka kau akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan,
maka sia-sialah waktumu untuk mendapatkan itu.

Karena kesempurnaan itu hampa adanya...

Sampai waktunya Tiba

Dua org malaikat berkunjung ke sebuah rmh keluarga kaya.
Keluarga itu sgt kasar
dan tdk mengijinkan kedua malaikat itu tdr didlm ruang tamunya.
Malaikat itu ditempatkan di kamar kecil yg ada di basement.
Ketika malaikat hendak tidur,
malaikat tua melihat bhw ada dinding basement yg retak,
lalu mereka memperbaikinya.

Malam berikutnya,
kedua malaikat itu beristirahat
di rmh keluarga petani miskin tp sangat ramah.
Dan petani itu mempersilahkan kedua malaikat itu
untuk tidur dikamarnya.
Keesokan harinya malaikat menemukan petani itu dan istrinya
menangis sedih karena sapinya terbaring mati.

Malaikat yg lbh muda geram dan bertanya pd malaikat yg lbh tua,
"mengapa kau membiarkan hal ini terjadi?
Keluarga yg kaya itu memiliki segalanya
dan engkau membantu menambalkan dindingnya,
sedangkan keluarga petani yg miskin ini
mengapa kau biarkan sapinya mati?".

Malaikat yg tua berkata,
"Sesuatu tdk selalu kelihatan sebagaimana adanya.
Ketika kita bermalam di sana
aku melihat emas tersimpan di lubang dinding itu,
krn org kaya tsb tamak maka aku menutup lubang dindingnya
agar ia tdk menemukan emas itu.

Td malam ktk kita tdr di kamar petani miskin itu,
malaikat maut dtg mau mengambil nyawa istrinya
maka aku memberikan nyawa sapinya shg istrinnya tdk meninggal.

Sesuatu tdk selalu kelihatan sebagaimana adanya".

Kadang2 itulah yg kita rasakan
ketika kita berpikir bhw sesuatu tdk seharusnya terjadi.
Semua hal yg terjadi adalah demi kebaikan kita.
Kita mgkn tdk menyadari hal itu sampai waktunya tiba.