Monday, July 26, 2010

Masakan Gosong

Dua puluh tahun telah berlalu,
namun masih terbayang jelas kenangan indah berikut;

Suatu malam, mama yang bangun sejak pagi,
bekerja keras sepanjang hari membereskan rumah tanpa pembantu,
jam tujuh malam mama selesai menghidangkan
makan malam papa yang sangat sederhana berupa
telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek,
tempe dan telor gorengnya sedikit gosong !,
saya melihat mama sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak,
minyak gorengnya sudah habis.

kami menunggu dengan tegang apa reaksi papa yang pulang kerja,
pasti sudah capek melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa !
Papa dengan tenang menikmati
dan memakan semua yang disiapkan mama dengan tersenyum,
dan bahkan berkata; " mama terima kasih !",
dan papa terus menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan,
saya mendengar mama meminta maaf
karena telor dan tempe yang gosong itu,
dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah
apa yang papa katakan:
"Sayang, aku suka telor dan tempe yang gosong."

Sebelum tidur,
saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada papa,
saya bertanya apakah papa benar-benar
menyukai telur dan tempe gosong ?".

Papa memeluk saya erat
dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata,
"Anakku, mama sudah bekerja keras sepanjang hari
dan dia benar-benar sudah capek,
Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong
tidak akan menyakiti siapa pun kok!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya;
" Belajar menerima kesalahan orang lain,
dan memilih untuk merayakannya !",
adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan
sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi.

Semoga cerita diatas akan menambah wawasan kita,
bahwa kesalahan bukanlah dijadikan sasaran tembak
menyakitkan orang yang kita sayangi,
tetapi justru menjadi pintu masuk
menyatakan sikap sayang dan pintu maaf.

No comments: